Tugas Individu
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
“PERILAKU CONTEK- MENCONTEK DALAM UJIAN”
OLEH:
ANDI RAMADHANA B
1247141027
C.71
UPP PGSD PAREPARE
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Asssalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
swt. Karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah kita diberi ilmu dan pengetahuan
untuk menuntut cita-cita kita. Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya
dapat menyelesaikan tugas dengan mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang
berjudul “Perilaku Contek- mencontek dikalangan remaja”. Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa
bisa lebih memahami masalah-masalah social yang terjadi dikalangan remaja dan
bagaimana cara mengatasinya.
Demikianlah makalah ini saya buat, saya juga
menerima kritikan dan sarannya, sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Parepare, Juni 2013
Penyusun
Andi Ramadhana B.
NIM: 1247141027
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan Pembelajaran 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian sikap 3
B.
Pengertian mencontek
dalam ujian 4
C.
Faktor-faktor
penyebab menyontek 5
D.
Cara mengatasi
perilaku menyontek 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan 9
B.
Solusi 9
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ujian Akhir Nasional,
dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi topik menarik menjelang
pertengahan tahun / pergantian tahun ajaran. Setiap tahun selalu terjadi
perubahan kebijakan dan standar nilai yang menjadi patokan akan lulus atau
tidaknya seorang pelajar. Dan di setiap tahun pula peraturan-peraturan ini
selalu menjadi pertentangan yang tergolong kontradiktif. Why? Yuk, kita liat
pandangan fie tentang UAN dan kenapa banyak sekali kasus dimana para kalangan remaja
melakukan contek-mencotek. Seringkali kita mendengar tentang solidaritas remaja
yang kadang kala disalahartikan atau mungkin juga ini adalah dampak dari
pergeseran nilai sosial sehingga para remaja sekarang mengartikan bahwa sikap
solider itu adalah bagaimana kita membantu teman, baik itu dalam hal positif
maupun negatif. Sikap solidaritas remaja dibagi menjadi dua hal, yaitu
solidaritas yang positif dan solidaritas negatif, jika solidaritas ditanggapi
secara positif oleh remaja sekarang maka dampaknya akan baik sekali untuk
perkembangan kehidupan sosial mereka di masa yang akan datang. Tetapi jika
sikap solidaritas ini sudah menyimpang dari arti yang sebenarnya inilah yang
membuat sikap solidaritas itu sendiri menjadi negatif. Melihat fenomena ini kita
juga sering melihat para siswa di sekolah misalnya pada saat ujian berlangsung
mereka membantu temannya dengan cara memberikan jawaban dengan alasan bahwa itu
merupakan sikap solider. Biasanya kalau kita tidak kasih jawaban sama temen
yang Tanya kita dibilang pelit, tidak solider, padahal kita juga serba salah,
gimana ya kalau gini kan artinya kita udah berbuat curang,
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengertian sikap ?
2.
Bagaimanakah pengertian mencontek dalam pelaksanaan ujian ?
3.
Faktor – faktor apakah yang menyebabkan siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan ?
4.
Bagaimana cara mengatasi perilaku menyontek ?
C. Tujuan
Pembelajaran
1.
Untuk mengetahui bagaimana pengertian Sikap
2.
Untuk mengetahui bagaimana pengertian mencontek dalam pelaksanaan ujian
3.
Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan
4.
Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku menyontek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
pembentukan sikap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap adalah “
perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian Sikap yang dalam Bahasa
Inggris disebut Attitude adalah segala suatu yang bereaksi terhadap suatu
perangsang. Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.
Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang. Menurut Sherif ( 1956)
mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui
proses belajar. atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil
tindakan, lebih – lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan
bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak
hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang
mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki
tiap-tiap individu.
Sikap pada aspek afektif
merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau
kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap
yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang yang lainnya ikut mempengaruhinya. Sikap dapat
didefinisikan sebagai kesiapan sesorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal – hal tertentu .
Adapun pembentukan dan perubahan
sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara :
a Adopsi, yaitu kejadian
– kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang – ulang dan terus menerus lama
kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi
pembentukan sikap.
b. Diferensiasi, yaitu
dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya
usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri
lepas dari jenisnya.
c. Integrasi, yaitu
pembentukan sikap, disini secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
d. Trauma, yaitu pengalaman
yang tiba – tiba, mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya.
B. Pengertian menyontek
dalam pelaksanaan ujian
Menyontek memiliki arti
yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah,
khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada
waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha
tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai.
Walauun kata menyontek te
Walauun kata menyontek te
lah dikenal, sejak lama
namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan
secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu
mencontoh atau meniru ( tulisan pekerjaan orang lain ).
Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia istilah menyontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu “ Tiru hasil pekerjaan orang lain”. Maka dapat disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban soal – soal ujian dari cara – cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti : dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.
C. Faktor- faktor penyebsab siswa menyontek
Faktor – faktor Penyebab
siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan antara lain adalah :
a. Tekanan yang terlalu
besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh
siswa dalam test formatif atau sumatif.
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
c. Sikap malas yang
terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran
dan kurang bertanggung jawab.
d. Anak remaja lebih
sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting
sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman sekelasnya.
e. Kurang mengerti arti
dari pendidikan
Dari beberapa faktor penyebab
di atas, dapat dikatakan siswa memiliki masalah di sekolah dan konsep diri yang
rendah. Maka sebagai guru agama berkewajiban memberikan motivasi siswa yang
menyontek saat ujian dan ulangan dengan membiasakan bersikap jujur dalam setiap
perbuatan yang dilakukan siswanya dan membangkitkan konsep percaya diri dan
berusaha diri yang lebih baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan secara maksimal guru agama Islam dalam memahami masalah siswa, menurut Muhaimin dan Abd. Mujib adalah sebagai berikut:
1. Siswa bukanlah miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan denagan orang dewasa.
2. Siswa mengikuti periode- periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implimintasi terhadap pendidikan adalah bagaimana menyesuaikan proses pendidiakn itu dengan pola dan tempo, serta irama dan perkembangan siswa itu sendiri.
3. Siswa memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.
4. Siswa memiliki perbedaan antara individu – individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan faktor endogen ( fitrah) maupun eksogen ( lingkungan) yang meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.
5. Siswa dipandang sebagai kesatuan sistem manusia ( cipta, rasa ,karsa).
6. Siswa merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif.
D. Cara
mengatasi perilaku menyontek
Meskipun tenaga pengajar harus mengambil
tindakan untuk mempertahankan dan mengembangkan pola perilaku dipihak siswa
yang mendukung belajar disekolah, namun ia akan tetap dihadapkan pada perilaku
yang menghambat dan di fromokasikan dengan siswa yang menganggu dan mengancam. Pada saat ini, tidak
dapat disangkal bahwa guru dikelas kerap ditantang untuk mengatasi tingkah laku
sejumlah siswa yang deskruftif, lebih – lebih dikota besar. Gejala umum ini
bersumber pada berbagai faktor penyebab,yaitu runtuhnya disiplin hidup bersama dalam
masyarakat, menipisnya kesadaran dan tanggung jawab sosial banyak kalangan,
suasana sekolah yang kurang memberikan kepuasan pada siswa, rasa ketertiban
sebagai tenaga kependidikan dipihak sejulah guru yang mengendor. Guru sebagai
orang terdekat dalam pembelajaran disekolah, memiliki tanggung jawab membimbing
siswa. Tindakan guru pada umumnya dalam pelaksanaan ujian dan ulangan dengan
memberikan penguatan dan peneguhan terhadap sikap dan perilaku mereka yang
positif, dimana mereka berusaha sendiri menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
tertib.
Namun bila tidak ada
perilaku positif yang dapat diberikan penguatan dan peneguhan maka dibutuhakan
pendekatan lain yaitu:
a. Cuing Promping, yaitu
siasat memberikan tanda, guru menyajikan suatu perangsang yang berfungsi
sebagai pemberitahuan bahwa siswa diharapkan berbuat sesuatu yang sebenarnya
dapat mereka lakukan, tetapi belum dilakukan.
b. Model, yaitu guru memberikan model yang ditiru
oleh siswanya.
c. Shaping, yaitu membuat
tingkah laku secara berlahan – lahan, yaitu setiap tingkah laku siswa, seperti
mengatur buku, menyapa guru atau teman, cara ini memerlukan kesabaran yang
sangat dari guru.
Adapun tindakan kuratif guru, berlaku bagi siswa yang sudah terbiasa dengan contek mencontek, dengan memberikan peringatan . bentuk kongkrit dari peringatan dapat bermacam- macam, yaitu :
1. Teguran Verbal, yaitu mendekati siswa tertentu dengan berbicara suara kecil sehingga tidak terdengar oleh teman sekelas.
2. Mengambil suatu hal yang digemari atau disukai siswa, seperti mengikuti kegiatan tertentu atau menyerahkan benda yang dipegangnya.
3. Mengisolasi siswa dari teman – temannya untuk waktu tidak terlalu lama, seperti memindahkannya diruang kosong atau tempat yang jarang dilalui orang.
Jadi dari bentuk
tindakan guru yang telah dipaparkan, guru dapat membantu siswanya untuk
meninggalkan kebiasaan menyontek dalam ujian atau ulangan dengan
berusaha.
a. Membentuk hubungan
saling menghargai antara guru –siswa, serta menolong murid bertindak jujur dan
tanggung jawab.
b. Membuat dan mendukung
peraturan sehubungan dengan menyontek, karena siswa memahami peraturan dari
tindakan guru.
c. Mengembangkan
kebiasaan dan keterampilan belajar yang baik dan menolong siswa merencanakan,
melaksanakan cara belajar siswa.
d. Tidak membiarkan
siswa menyontek jika hal tersebut terjadi dalam kelas dengan teguran atau cara
lain yang pantas dengan perbuatannya, sebagai penerapan disiplin.
e. Menekankan “ Belajar”
lebih sekedar mendapat nilai, yaitu membantu siswa memahami arti belajar sebagai
suatu tujuan mereka sekolah, dan nilai akan berarti bila murni dengan kemampuan
siswa sendiri.
f. Bertanggung jawab
merefleksikan “kebenaran dan kejujuran”, yaitu guru menjadikan diri sebagai
teladan siswa dalam menanamkan nilai kebenaran dan kejujuran.
g. Menggunakan test
subjektif sebagai dasar proses ulangan dan ujian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan , menyikapi
fenomena contek mencontek dikalangan para siswa sebenarnya kita bisa saja
memutus rantai itu dengan menumbuhkan imej dari remaja tersebut bahwa kita bias
solider dalam banyak tetapi dalam ujian tunggu dulu. kita kerja
sendiri-sendiri, dengan sikap seperti itu maka diharapkan akan meminimalisasi
contek menyontek di kalangan remaja. Tumbuhkan rasa percaya diri dengan merasa
puas akan hasil kerja sendiri. Mengubah kebiasaan. Mungkin pada awalnya memang
bukan hal gampang, tapi kalau kita memang meniatkan dalam hati, percaya deh,
nggak ada satu hal apa pun yang nggak mungkin.
B. Solusi
Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan oleh teman-teman untuk berhenti dari kebiasaan mencontek yaitu mulai dari diri
sendiri. Cobalah ketika sebelum ujian untuk belajar ya sekedar membaca-baca,
mengerjakan soal atau sekedar bolak-balik membuka buku walau kita tidak serius
membacanya. Pasti ada keyword atau kata kunci yang keluar disoal ujian yang
secara tidak sadar kalian akan ingat beberapa keyword tersebut. Ya kalau
malas belajar sendiri cobalah untuk belajar bersama teman yang sudah lebih
paham akan materi yang diujikan. Dengan begitu kita dapat sharing dan bertukar
pikiran dengan teman tersebut dan materi yang diujikan mungkin akan lebih
terserap di otak kita. Lalu ketika sebelum ujian cobalah untuk mulai menolak
dengan halus jika ada teman yang meminta jawaban ujian kita, berilah alasan
yang baik jangan sampai menyakiti hatinya. Jika kita tetap merasa tidak enak
cobalah untuk cuek ketika ada teman yang bertanya waktu ujian, ya cara ini agak
sedikit kurang etis tapi setidaknya patut dicoba. Jujur pada hingga sekarang
saya belum 100% bersih dari kebiasaan mencontek, tapi saya tetap berusaha untuk
menghilangkan kebiasaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Puline Pdjiastuti. 2010. Sosiologi SMA/MA Kls XII. Jakarta:
Grassindo
Tim sosiologi. 2007. Sosiologi 1. Jakarta: Yudhistira.
http://yudhim.blogspot.com/2009/03/contoh-makalah-contek-mencotek-di.htmlhttp://yudhim.blogspot.com/2009/03/contoh-makalah-contek-mencotek-di.html Diakses
tanggal 14 Juni 2013.
Lucky Club Casino site | luckyclub.live
BalasHapusLucky Club casino site. Lucky Club Casino and slots. Join today. 100% up to €200 Welcome bonus + 150 luckyclub.live Free Spins. Join now.
CasinoDaddy.com Archives - DrmCD
BalasHapusLast updated: 안산 출장샵 October 2021. Online gambling is legal in the 서산 출장마사지 US and Pennsylvania. Check out 평택 출장샵 our 2021 list of US states 경상북도 출장안마 where you can play. Rating: 4.2 · 2 영주 출장마사지 reviews