Kamis, 20 Juni 2013

Artikel ISBD



Tugas Individu

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
“PERILAKU CONTEK- MENCONTEK DALAM UJIAN




 









OLEH:
ANDI RAMADHANA B
1247141027
C.71







UPP PGSD PAREPARE
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013



KATA PENGANTAR

Asssalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah kita diberi ilmu dan pengetahuan untuk menuntut cita-cita kita. Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya dapat menyelesaikan tugas dengan mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul “Perilaku Contek- mencontek dikalangan remaja”.  Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa bisa lebih memahami masalah-masalah social yang terjadi dikalangan remaja dan bagaimana cara mengatasinya.
Demikianlah makalah ini saya buat, saya juga menerima kritikan dan sarannya, sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
                                                                    

Parepare,   Juni 2013
Penyusun

Andi Ramadhana B.
NIM: 1247141027






DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                      i
Daftar Isi                                                                                                               ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                   
A.    Latar  Belakang                                                                                         1
B.     Rumusan Masalah                                                                                     2
C.     Tujuan Pembelajaran                                                                                 2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                     
A.    Pengertian sikap                                                                                        3
B.     Pengertian mencontek dalam ujian                                                            4
C.     Faktor-faktor penyebab menyontek                                                          5
D.    Cara mengatasi perilaku menyontek                                                          6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                9
B.     Solusi                                                                                                         9
Daftar Pustaka                                                                                                      10






BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Ujian Akhir Nasional, dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi topik menarik menjelang pertengahan tahun / pergantian tahun ajaran. Setiap tahun selalu terjadi perubahan kebijakan dan standar nilai yang menjadi patokan akan lulus atau tidaknya seorang pelajar. Dan di setiap tahun pula peraturan-peraturan ini selalu menjadi pertentangan yang tergolong kontradiktif. Why? Yuk, kita liat pandangan fie tentang UAN dan kenapa banyak sekali kasus dimana para kalangan remaja melakukan contek-mencotek. Seringkali kita mendengar tentang solidaritas remaja yang kadang kala disalahartikan atau mungkin juga ini adalah dampak dari pergeseran nilai sosial sehingga para remaja sekarang mengartikan bahwa sikap solider itu adalah bagaimana kita membantu teman, baik itu dalam hal positif maupun negatif. Sikap solidaritas remaja dibagi menjadi dua hal, yaitu solidaritas yang positif dan solidaritas negatif, jika solidaritas ditanggapi secara positif oleh remaja sekarang maka dampaknya akan baik sekali untuk perkembangan kehidupan sosial mereka di masa yang akan datang. Tetapi jika sikap solidaritas ini sudah menyimpang dari arti yang sebenarnya inilah yang membuat sikap solidaritas itu sendiri menjadi negatif. Melihat fenomena ini kita juga sering melihat para siswa di sekolah misalnya pada saat ujian berlangsung mereka membantu temannya dengan cara memberikan jawaban dengan alasan bahwa itu merupakan sikap solider. Biasanya kalau kita tidak kasih jawaban sama temen yang Tanya kita dibilang pelit, tidak solider, padahal kita juga serba salah, gimana ya kalau gini kan artinya kita udah berbuat curang,



B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah pengertian sikap ?
2.      Bagaimanakah pengertian mencontek dalam pelaksanaan ujian ?
3.      Faktor – faktor apakah yang menyebabkan siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan ?
4.      Bagaimana cara mengatasi perilaku menyontek ?

C.     Tujuan Pembelajaran
1.      Untuk mengetahui bagaimana pengertian Sikap
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengertian mencontek dalam pelaksanaan ujian
3.      Untuk mengetahui faktor – faktor  yang menyebabkan siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan
4.      Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku menyontek













 


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian dan pembentukan sikap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap adalah “ perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian Sikap yang dalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah segala suatu yang bereaksi terhadap suatu perangsang. Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang.  Menurut Sherif ( 1956) mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui proses belajar. atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil tindakan, lebih – lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki tiap-tiap individu. 
Sikap pada aspek afektif merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang yang lainnya ikut mempengaruhinya. Sikap dapat didefinisikan sebagai kesiapan sesorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal – hal tertentu .
Adapun pembentukan dan perubahan sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara : 
a Adopsi, yaitu kejadian – kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang – ulang dan terus menerus lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi pembentukan sikap.
b. Diferensiasi, yaitu dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

c. Integrasi, yaitu pembentukan sikap, disini secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap mengenai hal tersebut.

d. Trauma, yaitu pengalaman yang tiba – tiba, mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya.


B.     Pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian
Menyontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah, khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai.
Walauun kata menyontek te
lah dikenal, sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru ( tulisan pekerjaan orang lain ). 

Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia istilah menyontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu “ Tiru hasil pekerjaan orang lain”. Maka dapat disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban soal – soal ujian dari cara – cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti : dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.

C.      Faktor- faktor penyebsab siswa menyontek
Faktor – faktor Penyebab siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan antara lain adalah : 
a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif.
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa
.
c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
d. Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman sekelasnya.
e. Kurang mengerti arti dari pendidikan

Dari beberapa faktor penyebab di atas, dapat dikatakan siswa memiliki masalah di sekolah dan konsep diri yang rendah. Maka sebagai guru agama berkewajiban memberikan motivasi siswa yang menyontek saat ujian dan ulangan dengan membiasakan bersikap jujur dalam setiap perbuatan yang dilakukan siswanya dan membangkitkan konsep percaya diri dan berusaha diri yang lebih baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan secara maksimal guru agama Islam dalam memahami masalah siswa, menurut Muhaimin dan Abd. Mujib adalah sebagai berikut:

1. Siswa bukanlah miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan denagan orang dewasa.

2. Siswa mengikuti periode- periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implimintasi terhadap pendidikan adalah bagaimana menyesuaikan proses pendidiakn itu dengan pola dan tempo, serta irama dan perkembangan siswa itu sendiri.

3. Siswa memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.

4. Siswa memiliki perbedaan antara individu – individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan faktor endogen ( fitrah) maupun eksogen ( lingkungan) yang meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.

5. Siswa dipandang sebagai kesatuan sistem manusia ( cipta, rasa ,karsa).

6. Siswa merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif.

D.    Cara mengatasi perilaku menyontek
Meskipun tenaga pengajar harus mengambil tindakan untuk mempertahankan dan mengembangkan pola perilaku dipihak siswa yang mendukung belajar disekolah, namun ia akan tetap dihadapkan pada perilaku yang menghambat dan di fromokasikan dengan siswa yang menganggu dan mengancam. Pada saat ini, tidak dapat disangkal bahwa guru dikelas kerap ditantang untuk mengatasi tingkah laku sejumlah siswa yang deskruftif, lebih – lebih dikota besar. Gejala umum ini bersumber pada berbagai faktor penyebab,yaitu runtuhnya disiplin hidup bersama dalam masyarakat, menipisnya kesadaran dan tanggung jawab sosial banyak kalangan, suasana sekolah yang kurang memberikan kepuasan pada siswa, rasa ketertiban sebagai tenaga kependidikan dipihak sejulah guru yang mengendor. Guru sebagai orang terdekat dalam pembelajaran disekolah, memiliki tanggung jawab membimbing siswa. Tindakan guru pada umumnya dalam pelaksanaan ujian dan ulangan dengan memberikan penguatan dan peneguhan terhadap sikap dan perilaku mereka yang positif, dimana mereka berusaha sendiri menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tertib.
Namun bila tidak ada perilaku positif yang dapat diberikan penguatan dan peneguhan maka dibutuhakan pendekatan lain yaitu:
a.       Cuing Promping, yaitu siasat memberikan tanda, guru menyajikan suatu perangsang yang berfungsi sebagai pemberitahuan bahwa siswa diharapkan berbuat sesuatu yang sebenarnya dapat mereka lakukan, tetapi belum dilakukan.
b.       Model, yaitu guru memberikan model yang ditiru oleh siswanya.
c.       Shaping, yaitu membuat tingkah laku secara berlahan – lahan, yaitu setiap tingkah laku siswa, seperti mengatur buku, menyapa guru atau teman, cara ini memerlukan kesabaran yang sangat dari guru.

Adapun tindakan kuratif guru, berlaku bagi siswa yang sudah terbiasa dengan contek mencontek, dengan memberikan peringatan . bentuk kongkrit dari peringatan dapat bermacam- macam, yaitu :

1. Teguran Verbal, yaitu mendekati siswa tertentu dengan berbicara suara kecil sehingga tidak terdengar oleh teman sekelas.


2. Mengambil suatu hal yang digemari atau disukai siswa, seperti mengikuti kegiatan tertentu atau menyerahkan benda yang dipegangnya.

3. Mengisolasi siswa dari teman – temannya untuk waktu tidak terlalu lama, seperti memindahkannya diruang kosong atau tempat yang jarang dilalui orang.

Jadi dari bentuk tindakan guru yang telah dipaparkan, guru dapat membantu siswanya untuk meninggalkan kebiasaan menyontek dalam ujian atau ulangan dengan berusaha. 
a. Membentuk hubungan saling menghargai antara guru –siswa, serta menolong murid bertindak jujur dan tanggung jawab.
b. Membuat dan mendukung peraturan sehubungan dengan menyontek, karena siswa memahami peraturan dari tindakan guru.
c. Mengembangkan kebiasaan dan keterampilan belajar yang baik dan menolong siswa merencanakan, melaksanakan cara belajar siswa.
d. Tidak membiarkan siswa menyontek jika hal tersebut terjadi dalam kelas dengan teguran atau cara lain yang pantas dengan perbuatannya, sebagai penerapan disiplin.
e. Menekankan “ Belajar” lebih sekedar mendapat nilai, yaitu membantu siswa memahami arti belajar sebagai suatu tujuan mereka sekolah, dan nilai akan berarti bila murni dengan kemampuan siswa sendiri.
f. Bertanggung jawab merefleksikan “kebenaran dan kejujuran”, yaitu guru menjadikan diri sebagai teladan siswa dalam menanamkan nilai kebenaran dan kejujuran.
g. Menggunakan test subjektif sebagai dasar proses ulangan dan ujian.






 


BAB 
III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan , menyikapi fenomena contek mencontek dikalangan para siswa sebenarnya kita bisa saja memutus rantai itu dengan menumbuhkan imej dari remaja tersebut bahwa kita bias solider dalam banyak tetapi dalam ujian tunggu dulu. kita kerja sendiri-sendiri, dengan sikap seperti itu maka diharapkan akan meminimalisasi contek menyontek di kalangan remaja. Tumbuhkan rasa percaya diri dengan merasa puas akan hasil kerja sendiri. Mengubah kebiasaan. Mungkin pada awalnya memang bukan hal gampang, tapi kalau kita memang meniatkan dalam hati, percaya deh, nggak ada satu hal apa pun yang nggak mungkin.
B.     Solusi
 Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh teman-teman untuk berhenti dari kebiasaan mencontek yaitu mulai dari diri sendiri. Cobalah ketika sebelum ujian untuk belajar ya sekedar membaca-baca, mengerjakan soal atau sekedar bolak-balik membuka buku walau kita tidak serius membacanya. Pasti ada keyword atau kata kunci yang keluar disoal ujian yang secara tidak sadar kalian akan ingat beberapa keyword tersebut. Ya kalau malas belajar sendiri cobalah untuk belajar bersama teman yang sudah lebih paham akan materi yang diujikan. Dengan begitu kita dapat sharing dan bertukar pikiran dengan teman tersebut dan materi yang diujikan mungkin akan lebih terserap di otak kita. Lalu ketika sebelum ujian cobalah untuk mulai menolak dengan halus jika ada teman yang meminta jawaban ujian kita, berilah alasan yang baik jangan sampai menyakiti hatinya. Jika kita tetap merasa tidak enak cobalah untuk cuek ketika ada teman yang bertanya waktu ujian, ya cara ini agak sedikit kurang etis tapi setidaknya patut dicoba. Jujur pada hingga sekarang saya belum 100% bersih dari kebiasaan mencontek, tapi saya tetap berusaha untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
                                                                                              

Puline Pdjiastuti. 2010. Sosiologi SMA/MA Kls XII. Jakarta: Grassindo

Tim sosiologi. 2007. Sosiologi 1. Jakarta:  Yudhistira.
                                                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar